Jangan Ucapkan 10 Perkataan Ini Saat Bertengkar Dengan Pasangan

Jangan Ucapkan 10 Perkataan Ini Saat Bertengkar Dengan Pasangan

Bolang Story - Hubungan dengan pasangan tidak selamanya akan berjalan sesuai rencana. Adakalanya dalam perjalanan akan dihiasi dengan pertengkaran.

Kata orang pertengkaran adalah bumbu pemanis dalam hubungan percintaan. Ibarat membuat sayur, tidak lengkap rasanya jika tanpa di bubuhi garam.

Namun pertengkaran juga bisa mengakibatkan rasa sakit hati yang tiada terkira. Ucapan yang tidak terkontrol akan membuat rasa cinta menjadi benci.

Lebih parahnya lagi, dikarenakan kata-kata yang tidak perlu bisa memutuskan hubungan yang telah terjalin dan muncul penyesalan dikemudian hari.

So, jika kamu sedang bertengkar dengan pasangan tetaplah terkontrol untuk tidak mengucapkan kata-kata yang bisa membuat penyesalan dalam hidupmu.

Berikut ini kata-kata yang harus dihindari ketika bertengkar dengan pasangan.

Menjulukinya dengan kasar
Berusahalah untuk menghindari menjulukinya dengan ucapan-ucapan yang kasar. Jangan sampai menjulukinya dengan sebutan kasar seperti: “Dasar tolol” atau “Dasar matre”. Tetaplah ingat bahwa kita sedang berdebat hebat dengan pasangan karena kita mencintainya.

Mengucapkan sumpah serapah
Memakai alasan apapun, jangan sampai kita melontarkan kata-kata umpatan, makian atau mengutuk si pasangan saat beradu mulut. Cobalah untuk bertanya pada diri sendiri, bukankah kita akan marah jika ada orang lain memaki pasangan kita? Mari berpikir, sebelum bertindak.

Minta putus hubungan
Wajar jika sebuah pertengkaran akan berujung pada putus cinta. Sebaiknya kita jangan mengambil sebuah keputusan berpisah saat hati sedang diselimuti amarah. Jika kita sudah mengatakannya, tidak ada yang dapat mengembalikan kata-kata tersebut. Jika memang ingin mengambil keputusan untuk putus, lebih baik setelah kita tenang dan bisa berpikir rasional.

Menyamakan dengan mantan
Ketika sedang bertengkar, berusahalah untuk tidak menyamakan perilaku pasangan kita dengan mantan. Misalnya saat ribut, kita mengeluh karena jarang dijemput, padahal mantan kita sebelumnya selalu siap sedia mengantar kita ke mana-mana. Kalau begitu caranya, lebih baik kita kembali saja pada mantan.

Mengatakan membenci keluarganya

Mungkin saja selama ini kita jengkel dengan orang tuanya karena terlalu over protektif, tapi jangan sekalipun kita kata-kata itu dalam pertengkaran. Ingat bahwa persoalan keluarga adalah hal sensitif, salah bicara satu kata saja tentang orang-orang yang dicintainya, bisa bikin kita terusir dari kehidupannya.

Mengatakan membenci teman-temannya
Keributan yang terjadi hanya antara kita dan si dia, jadi nggak usah libatkan teman-temannya. Kalau pun kita memang nggak suka dengan teman-temannya, jangan katakan hal itu saat bertengkar. Kalau tetap ngotot untuk mengatakannya, hal itu akan memperparah keadaan dan hubungan sosial yang lebih rumit.

Mencibir passion dan mimpinya
Berusahalah untuk tetap fokus pada topik pertengkaran dan tidak menyebar ke hal lain, apalagi menyerang mimpi-mimpi dan passion-nya. Meskipun impiannya terlihat kecil bagimu, tapi hal itu adalah sesuatu yang berharga dalam hidupnya.

Memihak mantan si dia
Pasangan Anda memutuskan mantannya karena sebuah alasan yang penting. Jangan memihak mantannya untuk hal-hal yang sensitif apalagi saat berantem dengan si dia. Jangan sampai kita menjadi mantan si dia karena hal bodoh yang kita katakan saat bertengkar.

Berharap tidak pernah bertemu dengannya
Jangan bersikap terlalu berlebihan jika pertengkaran menjadi sangat dramatis. Apalagi sampai bilang jika kita berharap nggak akan pernah bertemu dengannya. Perkelahian memang tidak menyenangkan, tetapi saat kita bilang hubungan yang terjalin selama ini sia-sia, malah bikin dia jauh lebih sedih dan kesal. Bisa saja kondisi ini berbalik menjadi dia yang tidak ingin bertemu kita selamanya.

Berharap dia mati
Yang terakhir ini akan terdengar mengerikan. Nggak peduli betapa emosinya kita, jangan pernah bilang kita berharap dia mati. Jangan salahkan dia, jika dia balik melontarkan hal lebih keji. Ujung-ujungnya, sih kita dan si dia sama-sama merasa tersakiti.